Review Mata Batin 2 (2019) : Film Horror Berisik Yang Mengusik

Sutradara : Rocky Soraya

Penulis Skenario : Rocky Soraya, Riheam Junianti, Fajar Umbara

Pemain : Jessica Mila, Nabilah Ayu, Sophia Latjuba, Jeremy Thomas, Citra Prima, Bianca Hello Jelita Callebaut

Genre : Horror





Akhirnya blog ini update lagi dan akhirnya Gue nulis-nulis gaje lagi hahaha. Padahal bahan untuk curhat sebenarnya menumpuk, I'm sorry for my absence, I've just been dealing with a lot of heavy personal shit lately. Semua permasalahan yang akhir-akhir ini menimpa diri Gue sekejap telah mematikan mood untuk menulis, bahkan buruknya : menonton film itu sendiri. Sempat merencanakan untuk menonton lima film horror lokal yang dirilis Januari kemarin, sayangnya kepala Gue terlalu puyeng untuk datang ke bioskop, entah akan bertambah pusing atau enggak kalau kemaren-kemaren Gue ikutan nonton "Perjanjian Dengan Iblis" yang katanya punya kualitas yang sama buruknya dengan film-film produksi Pichouse lainnya. "Kemalasan" menonton pun berlanjut pada "Tabu Mengusik Gerbang Iblis" dan Gue juga yakin tidak akan menonton "Tembang Lingsir" yang baru saja dirilis di bioskop kamis kemarin.

"Mata Batin 2" adalah salah satu film yang berhasil lolos menembus batas kemalasan yang ada dalam diri Gue, karena tak peduli sejelek apapun filmnya, kebanyakan orang (termasuk Gue) pasti akan menonton film (horror)-nya Rocky Soraya. Tidak, Gue tidak sedang asal ceplos ngomong begini, pasalnya sang pendiri rumah produksi Hitmaker Studios ini baru saja mendapat rekor MURI atas pencapaian film-film garapannya yang telah berhasil meraih lebih dari satu juta penonton empat kali berturut-turut meliputi "The Doll 2" (2017), "Mata Batin" (2017), "Sabrina" (2018) dan film produksi Soraya Intercine Film "Suzzanna Bernapas Dalam Kubur" (2018). Tak mengherankan bila belakangan ini Hitmaker sedang rajin-rajinnya membangun universe untuk film-film horror produksinya, tak terkecuali untuk "Mata Batin" yang telah dirilis 2 tahun silam. 

"Mata Batin" sendiri merupakan film kedua Hitmaker setelah "The Doll" yang sedang dibuatkan film serinya, sekali lagi Gue tidak asal ceplos mengatakan ini karena (spoiler alert) pada akhir film "Mata Batin 2", para penulis skenario film ini tetap keukeuh ingin melanjutkan perjalanan orang-orang yang mata batinnya terbuka, tebakan Gue sih supaya terus bisa mencetak angka lebih dari satu juta (sayangnya dua minggu pasca perilisan, "Mata Batin 2" baru dapat menembus angka 500.000 penonton).




"Mata Batin 2" akan melanjutkan kehidupan kakak-beradik Alia (Jessica Mila) dan Abel (Bianca Hello)—well, Gue tak akan banyak bicara soal film sebelumnya karena Gue belum pernah menontonnya—dimana Alia harus merelakan kepergian adiknya setelah dibunuh oleh sesosok makhluk halus bernama Mirah (Jelita Callebaut). Lewat kemampuan psikometris yang dimilikinya, Alia memiliki pengelihatan tentang sebuah rumah besar yang belum pernah Ia lihat sebelumnya, Alia percaya bahwa ada hubungan antara Abel dan rumah tersebut yang dapat memecahkan misteri dibalik kematian tak wajar yang menimpa adiknya.
Berbulan-bulan telah berlalu, Alia tetap belum bisa menemukan petunjuk soal rumah besar tersebut, Alia kini juga memutuskan untuk menata hidupnya kembali dengan tinggal dan menjadi relawan di sebuah panti asuhan khusus anak perempuan milik pasangan suami istri Fadli (Jeremy Thomas) dan Laksmi (Sophia Latjuba), dimana Alia terkejut bahwa rumah besar milik keluarga Pak Fadli itu merupakan rumah yang sama seperti yang ada dalam pengelihatannya. Adakah sesuatu yang tidak wajar di dalam rumah tersebut? Dan apa hubungannya dengan kematian Abel?

Dua pertanyaan itu akan menjadi basis betapa menariknya "Mata Batin 2" untuk diulik. Ada karakter baru, Bu Laksmi yang mencuri perhatian (atau lebih bisa dibilang "mencurigakan"), juga seorang gadis remaja penyendiri dalam panti asuhan itu yang mempunyai mata batin terbuka bernama Nadia (Nabilah Ayu). Nadia mengatakan bahwa Ia mendengar sesuatu dari dinding rumah tersebut, seperti suara anak kecil yang meminta tolong untuk dibebaskan. Bersama Alia, Mereka berdua kemudian mencari sumber suara tersebut dan menemukan fakta bahwa "sesuatu" memohon agar dibebaskan dari sebuah ruangan tersembunyi di dalam panti asuhan tersebut.

Siapkan mental Anda ketika akan menonton film ini karena "Mata Batin 2" tidak akan sungkan untuk menggedor seisi bioskop dengan sound effect yang memecah gendang telinga. Film ini sebetulnya merupakan tipe-tipe film horror yang Gue benci, tipe film yang tak memberi kesempatan penonton untuk duduk menikmati kursi bioskop karena terus diterror oleh suara bising yang memecah konsentrasi menonton. Yeah, biasanya film kayak gini itu lebih suka pamer penampakan setan dibarengi musik menggelegar supaya penonton loncat-loncat dibangku penonton, tanpa Mereka sadari padahal ada juga tipe penonton yang ingin menyaksikan pembangunan atmosfir yang pelan-pelan mencekik, hal ini sebetulnya kembali lagi kepada selera masing-masing, tapi buat Gue "Mata Batin 2" adalah film horror (yang sungguh-terlalu-sangat) berisik.




Mari lupakan sejenak betapa mengesalkannya "Mata Batin 2" dalam mengganggu ketenangan penonton, Rocky Soraya tentu tidak akan membiarkan filmnya dicaci maki begitu saja, kepiawan Rocky dalam mengolah cerita film yang tergolong usang ini agar tetap menarik untuk diikuti memang bukan isapan jempol belaka, kekuatan dari sisi penyampaian misteri yang didukung oleh tatanan produksi dan pemain yang juga tampil meyakinkan mampu mengobati sedikit rasa kesal yang sudah Gue dapatkan diawal, walaupun lagi-lagi elemen jump scare berisik masih tetap dihadirkan, misteri yang terbungkus cukup rapi itu mampu membuat "Mata Batin 2" terlihat semakin membaik. Sayangnya, mendekati paruh akhir, film yang juga dibintangi oleh Citra Prima sebagai paranormal ini kembali kehilangan daya tariknya.

Fokus pada ending, "Mata Batin 2" seakan terlalu kegirangan untuk memberikan setiap jawaban atas misteri yang sudah tersusun cukup rapi diawal. Bayangkan bila film ini tidak terlalu berjalan jauh menembus batas kewajaran, maksud Gue, konsep dua dunia alam ghaib yang coba dihadirkan masih perlu banyak perbaikan, tidak ingin menyinggung soal betapa buruknya visual yang digunakan untuk alam jahat—tempat untuk roh-roh yang tidak tenang, digambarkan menggunakan vibe berwarna merah, semacam itulah—,para penghuni alam jahat serta penyiksaan yang digambarkan bak neraka jahanam itu malah menimbulkan gelak tawa. Film ini pun kemudian berakhir terlalu rumit, Rocky seakan ingin tetap mempertahankan elemen splatter dengan unsur possession seperti pada film-film sebelumnya, hal ini tentunya sesuatu yang wajar, namun "Mata Batin 2" akan terasa membosankan, apalagi bila penonton sebelumnya telah menyaksikan film-film Rocky yang lainnya.




Sama seperti konsep alam gaib yang film ini hadirkan, "Mata Batin 2" punya sisi baik dan sisi buruknya. Kepiawaian Rocky Soraya dalam mengolah misteri serta menggerakan dan memutar kamera belum mampu menyelamatkan "Mata Batin 2" secara keseluruhan. Apa yang disuguhkan oleh film ini sebetulnya punya potensi untuk menjadi tontonan yang menyenangkan, namun alih-alih berakhir menyeramkan, "Mata Batin 2" justru terasa menggelikan. Meskipun begitu, tepuk tangan perlu diberikan kepada Jessica Mila yang telah tampil meyakinkan membawa dialog-dialog yang sarat akan makna, walau pada paruh akhir penampilannya belum bisa menandingi keganasan Luna Maya dalam "Sabrina", bersama Sophia Latjuba, Jessica Mila merupakan salah satu unsur penyelamat "Mata Batin 2".


Rate : 2,5/5

Comments

Popular posts from this blog

Review The Tag-Along : Devil Fish (Hong Yi Xiao Nu Hai Wai Zhuan : Ren Mian Yu) (2018) : Legenda Ikan Iblis Di Taiwan

Review The Grudge (2020) : Kutukan Dendam Membara Yang Seharusnya Berakhir

7 Film Horror Indonesia Terburuk Tahun 2018

Review Arwah Tumbal Nyai "Part Arwah" (2018) : Raffi Ahmad dan Rumah Produksinya, Generasi Baru KK Dheeraj

Review He's Out There (2018) : Slasher Pasaran Penuh Adegan Mendebarkan