Review 13 the Haunted (2018) : Dari Pembuat Pocong 2, Adakah Setitik Harapan?


Sutradara : Rudi Soedjarwo

Penulis Skenario : Demas Garin, Thalitha Tan

Pemain : Al Ghazali, Valerie Thomas, Endy Arfian, Atta Halilintar, Steffi Zamora, Marsha Aruan, Mumuk Gomez, Jeremy Thomas, Fauzi Baadilla, Wani Siregar, Tia Ivanka, Achmad Megantara, Mikha Tambayong

Genre : Horror





Setelah dikecewakan oleh Monty Tiwa (Keramat) lewat kolaborasinya dengan Soleh Solihun di "Reuni Z", ekspektasi Gue juga dilepeh habis-habisan oleh Hanny R. Saputra yang dulu membuat film "Mirror". Film horror terbaru Hanny, "Sajen" tampak menjanjikan diawal namun berujung pada kegagalan ketika horrornya mulai dilepaskan. Mendengar kembalinya Rudi Soedjarwo ke dalam dunia per-dedemitan, ada sedikit rasa was-was dan harap-harap cemas, apalagi ketika tahu bahwa film horror terbarunya "13 the Haunted" diproduseri oleh Raffi Ahmad, yang sebelumnya juga sempat menyutradari film "The Secret : Suster Ngesot Urban Legend" bersama Arie Aziz. Apakah comeback Rudi ini akan sama seperti yang dialami oleh Monty dan Hanny? Sama-sama gagal membuat tontonan seram seperti yang pernah mereka buat dahulu. Saya tidak akan membicarakan soal nama Rudi dalam dunia perfilman tanah air, yang jelas film "Ada Apa Dengan Cinta?" Yang disutradarainya bisa dibilang sebagai salah satu film Indonesia paling fenomenal yang pernah dibuat dan menandai bangkitnya industri perfilman Indonesia setelah sekian lama mengalami kemandekan. Kiprahnya di dunia perfilman juga kembali melejit ketika Ia menyutradari film "Pocong 2", film yang pantas disebut sebagai salah satu film horror lokal terseram yang pernah dibuat. "Pocong 2" sendiri dibuat karena film "Pocong" yang pertama dilarang beredar oleh lembaga sensor karena dianggap terlalu sadis, menimbulkan luka lama, membawa unsur suku, agama, ras dan budaya serta terdapat adegan pemerkosaan yang brutal. Bayangkan saja, jika "Pocong 2" saja sudah seram seperti itu, apa jadinya dengan "Pocong" yang pertama, sebiadab itu kah film "Pocong"-nya Rudi?



Walaupun menganggap "13 the Haunted" sebelah mata, Rudi tetaplah Rudi. Sejak awal prasangka buruk sudah menghantui pikiran ini, padahal filmnya belum bercerita banyak kecuali memperlihatkan vlogger reality show horror The Jackal yang terdiri dari sepasang kekasih Klara (Mikha Tambayong) dan Joy (Achmad Megantara) yang sedang membuktikan keangkeran salah satu sekolah SMA di Jakarta, tone yang Rudi berikan diawal sudah membuat Saya berfikir bahwa "13 the Haunted" akan sama saja seperti film horror lokal kebanyakan, berisik dan penuh penampakan hantu busuk ditiap sudut, dugaan Saya diperkuat dengan adanya penampakan gadis yang sedang gantung diri dan dishot dari arah atas, well tak masalah sebenarnya, namun jika Kalian memperhatikan adegan ketika geng rivalnya menonton video The Jackal di Youtube, Kalian akan bertanya-tanya hingga dahi mengerut sampai akhirnya Kalian menjadi gila dan memutuskan untuk ikut gantung diri juga, "kok bisa ya Joy ngeshot dari atas?" sebuah pertanyaan bodoh yang terus Saya pikirkan ketika menonton "13 the Haunted".



Jadi, geng rival The Jackal ini beranggotakan 7 orang remaja masa kini yang hobinya hepi-hepi, terdiri dari Rama (Al Ghazali) si "Mr. Perfect", entah dari mana julukan itu Ia dapat yang pasti bukan karena skill bahasa inggrisnya karena jelas skill bahasa inggris Celsie (Valerie Thomas) si "Miss Logika" jauh lebih perfect dibanding kakaknya Hana (Marsha Aruan) yang super parnoan itu. Ada juga Garin (Endy Arfian) si "Kentut Boy", Quincy (Steffi Zamora) yang sok iyeh, Farel (Atta Halilintar) si Ratu Bling Bling, eh si "Hip Hop Boy" maksudnya dan Fira (Mumuk Gomez) yang tidak saya ingat apa julukannya. Ketujuh remaja ini berambisi menyaingi The Jackal dengan membuat vlog horror dan memutuskan untuk pergi ke Pulau Ayunan tepat pada Jumat 13.
"Sekelompok remaja pergi ke sebuah pulau pada jumat tanggal 13" adalah sebuah plot klise yang apabila tidak ditangani dengan baik malah akan berujung pada kebosanan dan mengundang rasa kantuk datang, apalagi mood Saya sudah nge-drop duluan setelah melihat beberapa penampakan hantu dempulan CGI yang kemunculannya sendiri sama sekali tidak menyeramkan. Untungnya Rudi tetaplah Rudi, walaupun skenario yang ditulis oleh Demas Garin dan Thalitha Tan ini sangat sempit, mudah ditebak dan sangat tidak kuat tetapi Rudi tahu betul bagaimana menciptakan chemistry antara karakter-karakter yang dihadirkan, karena sejak awal memang bagian drama persahabatan dalam "13 the Haunted" lebih terasa dibandingkan horrornya, sebetulnya Saya tidak terlalu mempermasalahkan itu selagi nanti bagian horrornya mendapatkan porsi yang adil juga. Namun, apa yang Saya harapkan justru sebaliknya, "13 the Haunted" memulai misterinya dengan begitu dangkal sehingga tidak memunculkan atmosfir yang mencekam, ini malah berefek pada tingkat ketakutan penonton nantinya. Adegan-adegan yang seharusnya bisa tampil menyeramkan menjadi tidak berfungsi dengan baik karena atmosfir kengerian yang dihadirkan begitu minim, "13 the Haunted" malah terlihat lebih kuat ketika bercerita tentang liburan anak-anak muda ini ketimbang berusaha untuk menaikan tingkat kengeriannya. Efek ini pun terus berlanjut hingga ke tahap akhir dimana Rudi menampilkan berbagai macam hantu dengan desain yang bisa dibilang cukup unik, namun lagi-lagi tidak membuat bulu kuduk merinding, alih-alih ketakutan melihat hantu penunggu Pulau Ayunan, perut Saya malah kesakitan tak bisa menahan tawa akibat tata rias dedemit yang sliweran begitu Rama dan teamnya melakukan 13 cara untuk melihat setan. Karakter Jaka (Fauzi Baadilla) dan Darsih (Wani Siregar) yang sudah cukup meyakinkan berubah menjadi sosok dedemit yang lebih terlihat seperti badut pinggir jalan, seram tidak lucu iya.



"13 the Haunted" kemudian berakhir dengan cara yang biasa saja, "Sekelompok remaja pergi ke sebuah pulau pada Jum'at tanggal 13" memang akan berakhir mengenaskan, sama seperti keseluruhan filmnya yang juga berakhir sangat mengenaskan pula. Ketika perasaan Saya sudah lega melihat akhir dari "13 the Haunted", tiba-tiba saja sebuah kredit berkata lain, memberi tahukan kepada penonton bahwa mereka akan kembali disiksa untuk menonton sekuelnya.
Namun apakah penonton rela datang kembali ke bioskop untuk menonton sekuel film-horror-klise-tanpa-ada-usaha-untuk-tampil-seram ini? Karena sudah jelas "13 the Haunted" merupakan kemunduran dari film horror yang pernah Rudi buat sebelumnya. Jika Rudi Soedjarwo bisa kembali membawa suasana kengerian seperti dalam film "Pocong 2" atau "Hantu Rumah Ampera" untuk "13 the Return", maka jawaban Saya adalah "Iya". Tapi sayangnya Saya tidak yakin akan hal itu.



Rate : 2,5/5

Comments

  1. Ratu bling bling wkwkwk ngakak anjir :v dari trailer ama pemainnya aja udah buat gue ogah nonton ini film di bioskop wkwk yup bener bgt! Pocong 2 itu termasuk film yg paling bikin gue kebayang bayang pas waktu tidur wkwk dan film ini juga yg bikin ade gue trauma alias gak berani tidur pake guling dan itu sampe sekarang. Ini fakta ya bukan ngada ngada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ala ala iklan zilingg* hahaha sebenernya cuman si Al aja yang ganggu, selebihnya sih akting lumayan oke, valerie juga bagus, si mumuk sama si atta juga oke ekwk tapi ya gitu, gak serem wkwk
      Gue udah berkali-kali nonton Pocong 2 tetep aja serem, padahal nontonnya siang bolong

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review The Tag-Along : Devil Fish (Hong Yi Xiao Nu Hai Wai Zhuan : Ren Mian Yu) (2018) : Legenda Ikan Iblis Di Taiwan

Review The Grudge (2020) : Kutukan Dendam Membara Yang Seharusnya Berakhir

7 Film Horror Indonesia Terburuk Tahun 2018

Review Eden Lake (2008)

Review Arwah Tumbal Nyai "Part Arwah" (2018) : Raffi Ahmad dan Rumah Produksinya, Generasi Baru KK Dheeraj