Review The Meg (2018) : Gigitan Hiu Raksasa Untuk Musim Panas Tahun Ini, Hell Yeah!


Sutradara : Jon Turteltaub

Penulis Skenario : Dean Georgaris, Jon Hoeber, Erich Hoeber

Pemain : Jason Statham, Li Bingbing, Rainn Wilson, Ruby Rose, Winston Chao, Cliff Curtis, Page Kennedy, Robert Taylor, Ólafur Darri Ólafsson, Jessica McNamee

Genre : Horror, Sci-Fi





Untuk mereka yang menganggap film hiu sebagai film yang konyol, mereka memang benar. Terhitung semenjak kemunculan "Jaws" di tahun 1975, hanya beberapa ekor saja yang bisa dikategorikan sebagai film hiu yang digarap secara maksimal, bahkan sekuel "Jaws" pun bisa dikatakan hancur pengecualian untuk "Jaws 2" yang masih menyenangkan untuk ditonton. Film natural horror, apalagi film hiu memang dianggap sebagai sebuah film yang menggelikan, selain minimnya penggalian plot, (sebagai film horror) pembangunan tingkat kengeriannya juga bisa dibilang cukup sulit, "Deep Blue Sea" saja yang mempunyai "jabatan" sebagai film hiu terbaik kedua setelah "Jaws" belum bisa memberikan level kengerian seperti yang Steven Spielberg hadirkan dahulu, namun kabar baiknya adalah "Deep Blue Sea" merupakan sebuah film yang benar-benar sangat menghibur.
Bisa dibilang, natural horror memang tidak bisa lepas dari ruang lingkup film kelas B. Menilik film-film hiu belakangan, mereka memang dibuat tanpa keseriusan selain hanya untuk menghibur sebatas film televisi atau dilempar ke pasaran lewat home video dengan skenario buruk dan special efek seadanya. Lihat saja kekonyolan "Sharknado" yang punya 5 sekuel dalam 5 tahun terakhir, atau "2-Headed Shark Attack" yang sekarang sudah memiliki 5 kepala dalam film terbarunya "5-Headed Shark Attack", karena mempunyai 5 kepala lebih baik dari pada 1, bukan?. Ada juga "Ghost Shark" dan "Zombie Shark" (mungkin nanti akan ada "Vampire Shark"? Mungkin) bahkan sudah ada yang membuat film hiu yang memangsa orang-orang di salju (Snow Shark) dan di pasir pantai (Sand Shark). Konyol? memang, jadi tidak usah muluk-muluk ketika menonton film hiu macam "The Meg".


Beruntunglah, di tahun 2016 masih ada "orang waras" yang membawa ikan hiu kembali ke derajatnya sebagai salah satu predator paling ganas, Gue sebenernya tidak terlalu serius menanggapi film-film hiu aneh belakangan ini, namun untuk kasus "The Shallows" memang berbeda. Film yang disutradarai oleh Jaume Collet-Serra ini memang dibuat secara serius untuk menghasilkan gigitan hiu yang bukan hanya sekedar menghibur namun juga mengerikan. Tahun berikutnya, ada "47 Meters Down" yang juga digarap secara serius namun masih gagal membawa premis mengerikannya itu ke level yang Gue harapkan, gigitan akhirnya memang menyakitkan namun twist yang seperti itu sudah pernah Gue lihat sebelumnya. Tahun ini, seseorang kembali membawa predator ganas itu kembali ke layar lebar, yang satu ini lebih besar dari Bruce, berkali-kali lipat lebih besar.


Ketika pertama kali mengetahui projek film "The Meg" yang diangkat dari novel karya Steve Alten (Dulunya Eli Roth dikabarkan akan menggarap film ini, namun gagal karena perbedaan pendapat dengan pihak studio), Gue memang menaruh harapan besar. Sudah Gue bilang Gue tidak terlalu serius menanggapi film-film hiu yang ada, termasuk juga "The Meg". Walaupun penuh dengan ekspektasi, Gue tidak terlalu berharap akan mendapatkan feels film "Jaws" atau "The Shallows", apalagi kekhawatiran bahwa "The Meg" tidak akan bisa semengerikan dua film hiu tersebut sempat terbesit ketika poster colorfullnya itu dirilis, trailer yang diluncurkan kala itu juga sedikit mengundang gelak tawa, apakah film hiu raksasa ini akan berakhir mengerikan atau justru menggelikan?
Lima tahun lalu, penyelam ahli laut sekaligus mantan Kapten Angkatan Laut bernama Jonas Taylor (Jason Statham) menghadapi marabahaya yang tidak terduga di relung Palung Mariana yang memaksanya untuk membatalkan misi penyelamatan dan meninggalkan krunya. Kini Ia kembali mendapatkan misi penyelamatan dasar laut dimana kapal selam tim peneliti Mana One China diserang oleh makhluk dasar laut paling buas, seekor hiu Megalodon sepanjang 75 kaki yang dianggap sudah punah. Akankah Jonas bisa menghentikan predator raksasa tersebut?

Dari awal, "The Meg" memang dibuat untuk tidak terlalu serius, ada banyak karakter pendukung menggelikan yang melontarkan banyak dialog tak penting. "The Meg" memang definisi film kelas B yang fokus mempertontonkan monster raksasa, tak peduli akan cerita yang penting adalah bagaimana "The Meg" bisa memuaskan penonton akan tontonan film monster musim panas, dan "The Meg" berhasil melakukan itu. Sudah sejak lama Gue menginginkan film ini, "The Meg" memang bukan yang pertama mencoba membangkitkan hiu Megalodon, namun "The Meg"  berhasil menghidupkan sosok hiu raksasa tersebut dengan segala budget yang dimiliki untuk membuat tontonan film hiu dengan spesial efek maksimal, gigitan menyakitkan, ledakan besar juga ketegangan yang membuat para penonton refleks untuk berteriak "holy shit!" ketika Megalodonnya muncul ke permukaan.
Jon Turteltaub berhasil menyuguhkan film musim panas yang menyenangkan. "The Meg" memang bodoh, klise, terkadang garing namun percayalah, jika elo datang ke bioskop untuk melihat hiu buas yang memangsa manusia, "The Meg" akan memuaskan dahaga.

Gue tidak peduli dengan segala kebodohan yang "The Meg" miliki, Gue datang ke bioskop hanya untuk melihat sosok Megalodon, tidak lebih. Jadi semakin mereka menyembunyikan sosok monsternya, semakin tidak mengasyikkan "The Meg" nantinya, maka jangan pernah sandingkan "The Meg" dengan "Jaws" atau "The Shallows", nikmati apa yang Turteltaub sajikan, walaupun sebenarnya beberapa aspek terasa cukup mengganggu seperti kisah cinta Jonas dan Suyin (Li Bingbing), atau ketika adegan sok heroik dr. Heller (Robert Taylor) ditengah lautan, sangat tidak menarik untuk dilihat namun tetap jangan pernah pedulikan itu, semakin banyak berfikir tentang kebodohan yang "The Meg" miliki maka semakin tidak mengasyikkan filmnya untuk ditonton.


Sebagai pengagum film natural horror, melihat sosok hiu raksasa zaman purbakala berenang mengintai mangsanya di layar lebar saja sudah bikin hati Gue cenat cenut. "The Meg" memang bukan yang terbaik, namun "The Meg" adalah tontonan yang sangat menghibur dari awal hingga filmnya selesai, dengan berbagai jokes murahan dan jump scare receh yang dihadirkan, "The Meg" masih mampu tampil dengan gigitan yang menyakitkan, menghipnotis penonton lewat sosok hiu raksasa yang membuat kita tetap terus berenang hingga lupa akan semua kebodohan dan keklisean yang ada.
"The Meg" punya rasa yang sama seperti yang dihadirkan oleh "Deep Blue Sea" dan "Piranha 3D" karya Alexandre Aja, sangat menghibur sebagai tontonan natural horror musim panas, benar-benar sangat menghibur.
Bisakah kita kembali mendapatkan film natural horror yang menghibur seperti ini untuk musim panas tahun depan? YES, PLEASE!!



Rate : 3,5/5

Comments

  1. Sebagai sesama movie blogger (yg saat ini sedang vakum) di https://movgeeks.blogspot.co.id/ saya kasih beberapa saran.

    Background blog kalau bisa gunakan warna yang tidak mencolok mata.

    Perhatikan spasi antar paragraf biar gak pusing pas baca tampilannya kaya kereta. Wall of text begini memang menghilangkan minat baca. Jujur saya nyerah baca di paragraf 2, karena ga tahan sama tingkat kepadatan tulisannya.

    Terakhir, coba gaya bahasanya dibuat lebih fun lagi.

    Thanks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks banget mas buat sarannya, soal background emang kemarin udh ada yang saranin supaya diganti, cuma belum sempet

      Untuk yang spasi saya agak kurang mengerti hehe maksudnya kasih beberapa spasi atau gimana ya? Soalnya masih baru juga sih, masih harus banyak belajar

      Nah kalo saran yang ketiga kayaknya bakal rada susah nih, soalnya gaya tiap masing2 orang beda2 hehe ujung2nya balik lagi, ada yang suka dan yang gak suka, keduanya oke asal saling membangun dan jangan menjatuhkan aja, btw thanks banget udah kasih saran yang supportif mas glen!

      Delete
  2. Terimakasih infonya jangan lupa kunjungi http://bit.ly/2OJQQpc

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review The Tag-Along : Devil Fish (Hong Yi Xiao Nu Hai Wai Zhuan : Ren Mian Yu) (2018) : Legenda Ikan Iblis Di Taiwan

Review The Grudge (2020) : Kutukan Dendam Membara Yang Seharusnya Berakhir

7 Film Horror Indonesia Terburuk Tahun 2018

Review Eden Lake (2008)

Review Arwah Tumbal Nyai "Part Arwah" (2018) : Raffi Ahmad dan Rumah Produksinya, Generasi Baru KK Dheeraj