Review The Hole in the Ground (2019) : Misteri Lubang Di Tengah Hutan

Sutradara : Lee Cronin

Penulis Skenario : Lee Cronin,
Stephen Shields

Pemain : Seána Kerslake, James Quinn Markey, James Cosmo, Kati Outinen, Simone Kirby

Genre : Horror





Berada dibawah banner rumah produksi-distribusi film indie A24 tentu membuat "The Hole in the Ground", film horror terbaru asal Irlandia yang disutradarai oleh Lee Cronin dalam debut layar lebarnya ini semakin menarik perhatian Gue. Memang, A24 bukanlah company film spesialis genre horror, namun belakangan film horror yang diproduksi dan (atau) didistribusikan oleh studio ini telah mencuri banyak perhatian penonton mainstream. Sebut saja film horror hits tahun lalu "Hereditary", selain sukses menjadi film A24 dengan pendapatan tertinggi, film debutan Ari Aster itu juga disebut sebagai salah satu film horror terbaik sepanjang masa. Judul lain seperti "The Killing of a Sacred Deer", "It Comes at Night", "Green Room", "The Witch" juga tak luput dari sorotan ketika membicarakan film horror modern terbaik. Lantas, apakah "The Hole in the Ground" berada dalam level yang sama?




Kita akan dikenalkan pada seorang ibu bernama Sarah (Seána Kerslake) dan anak laki-laki semata wayangnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, Chris (James Quinn Markey). Sekilas memang nampak tak ada masalah dalam keluarga kecil ini hingga akhirnya Chris mengungkapkan kekecewaannya atas hubungan sang ibu dengan ayahnya. Usut punya usut, ternyata alasan dibalik Sarah memilih untuk pindah ke sebuah rumah dipinggir hutan yakni agar bisa memulai kehidupan baru setelah bercerai dari suaminya yang memiliki sifat abusive. Didorong oleh rasa kecewa dan marah, Chris kecil yang masih labil pun berlari ke dalam hutan, Sarah yang mengejarnya masuk ke dalam hutan kemudian menemukan sebuah sinkhole dengan ukuran diameter yang cukup besar. Menganggapnya sebagai sebuah fenomena alam biasa, Sarah mengabaikan lubang itu dan memberitahu agar Chris tidak kembali ke tempat tersebut.




Sejujurnya, kisah ibu dan anak yang ada dalam "The Hole in the Ground" ini memang agak membosankan karena dibungkus dengan pacing yang sangat lambat walaupun pada dasarnya bagian ini menyimpan kunci-kunci penting untuk paruh akhir, setidaknya Elo harus bisa sabar dan bertahan melewati babak pertama bila nantinya ingin merasakan kengerian film ini. Untunglah, semua kebosanan itu akhirnya hilang ketika Kita menyadari bahwa ada sesuatu yang tak beres dengan Chris, Cronin mulai menaikkan tensi filmnya ketika seorang nenek gila memberi tahu kepada Sarah bahwa "Chris bukan anaknya". Kemudian "The Hole in the Ground" pun mulai memperlihatkan sosok aslinya, sebuah film horror slow burn yang sedikit demi sedikit mencekik penonton dalam rasa ketakutan. Ketika Kita menyadari ada sesuatu yang tak beres dengan Chris, pertanyaan-pertanyaan pun mulai berbertebaran dibenak Gue, "apakah Chris kemasukan setan?" dan "adakah hubungannya dengan lubang di tengah hutan?"




Kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan, nenek gila bernama Noreen (Kati Outinen) itu ditemukan mati dengan cara yang tak wajar, Sarah kemudian sedikit demi sedikit menyadari bahwa perilaku anaknya semakin berbeda, situasi inilah yang digunakan Cronin untuk menakut-nakuti penonton. Tak hanya berkat performa Kerslake yang mampu mengikat penonton ke dalam isi cerita, si kecil Markey juga tahu betul bagaimana menjadi "anak setan" yang mengerikan, ditambah perpaduan color grading yang kelam serta gambar-gambar yang sengaja disorot dalam gelap membuat tensi naik tanpa menggunakan banyak trik menakut-nakuti, cara ini sukses membuat bulu kuduk merinding. Bahkan ada salah satu adegan dimana Sarah bersembunyi dari Chris sempat membuat Gue kesulitan untuk bernapas, ditekan oleh rasa takut sekaligus khawatir terhadap nasib karakter utama film ini.

Debut horror perdana Cronin ini sangat menjanjikan, sederhana dalam menakut-nakuti namun efek yang dihasilkan mampu membuat pikiran kacau. Meski terbilang tak original dan pengeksekusian twist-nya kurang berjalan maksimal, Cronin masih tetap mampu mengikat Gue dalam mimpi buruknya hingga menit-menit akhir berkat detail-detail kecil yang terbilang simple namun haunting.


Rate : 3,5/5

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review The Tag-Along : Devil Fish (Hong Yi Xiao Nu Hai Wai Zhuan : Ren Mian Yu) (2018) : Legenda Ikan Iblis Di Taiwan

Review The Grudge (2020) : Kutukan Dendam Membara Yang Seharusnya Berakhir

7 Film Horror Indonesia Terburuk Tahun 2018

Review Eden Lake (2008)

Review Arwah Tumbal Nyai "Part Arwah" (2018) : Raffi Ahmad dan Rumah Produksinya, Generasi Baru KK Dheeraj