Review The Knight and the Princess (Al Faris wal Amira) (2019) — San Diego AFF 2020

Sutradara : Bashir El Deek

Penulis Skenario : Bashir El Deek

Pengisi Suara : Medhat Saleh, Donia Samir Ghanem, Ghassan Matar, Abdel Rahman Abou Zahra, Maged El-Kidwani, Mohamed Henedi

Genre : Animasi, Petualangan, Komedi, Musikal




***
This film screened at San Diego Arab Film Festival 2020
***


Jika menilik semua kontender film animasi yang beradu dalam kategori Feature Films Contrechamp in Competition - Annecy 2020, film asal Mesir "The Knight and the Princess" memang tidak terlalu menonjol secara teknik bila dibandingkan dengan film-film lainnya ; ada film dari Jepang yang sudah tak diragukan lagi jam terbang para animatornya, Korea Selatan, Kroasia juga film dari Latvia yang pada akhirnya menyabet penghargaan Contrechamp Award.




Film yang ditulis dan disutradarai oleh Bashir El Deek yang sebelumnya telah berkecimpung sebagai penulis skenario film sejak awal tahun 80-an ini rupanya tak sebagus apa yang Saya pikirkan. Filmnya terasa berat, bukan karena gaya animasi absurd seperti yang selalu Masaaki Yuasa buat atau karena cerita mindblowing layaknya film-film mendiang Satoshi Kon, film yang dibuat kurang lebih dua puluh tahun ini terjebak dalam plot berbelit-belit yang ambisius. Sebagai film animasi panjang pertama dari Mesir, tim studio animasi Alsahar Animation ini memang mempunyai misi untuk mengangkat kisah sejarah dari dataran Arab untuk dikenalkan kepada dunia lewat karakter heroik dalam film produksinya. Dibungkus sebagai sajian musikal, Bashir nampaknya tak tahu harus membawa filmnya ini kemana.




Bak terombang-ambing di tengah lautan, "The Knight and the Princess" terlalu memiliki segudang sub-plot untuk diceritakan namun tak mampu mengeksekusi tiap bagiannya dengan baik. Kita dikenalkan dengan Mohammed Al-Kassim, pemuda yang diceritakan memiliki sikap heroik sejak dini, memutuskan untuk menyelamatkan para perempuan dan anak-anak yang disandera oleh bajak laut, Saya pun disini tak mengerti entah motivasi apa yang mendorong Al-Kassim sehingga dirinya bergejolak untuk melawan bahaya tersebut, hingga kemudian Kita dikenalkan dengan karakter-karakter lain yang sebenarnya tak terlalu penting keberadaannya. Entah memang mengikuti struktur cerita dari sejarah aslinya atau tidak, Bashir menyodorkan dua antagonis yang pada akhirnya memecah fokus dari inti cerita, salah satu antagonis adalah ketua perompak dan yang lainnya adalah dukun suruhan si perompak, yang malah lebih terlihat menonjol dari antagonis utama, belum lagi dukun ini memiliki sidekick dengan porsi yang tak kalah banyaknya, dan malah lebih banyak beraksi mengisi layar ketimbang dua antagonis utamanya. Karakter lainnya meliputi teman Al-Kassim yang ikut menjelajah lautan demi membantunya, juga karakter sang Putri yang nampaknya hanya menjadi jualan romansa untuk filmnya, bahkan ketika memasuki pertengahan filmnya Kita akan dikenalkan lagi dengan karakter-karakter baru mengikuti alur kehidupan Al-Kassim yang panjang. Film animasi petualangan komedi ini sungguh terasa membosankan, namun dari segi humor, beberapa adegan setidaknya bisa membuat Saya sedikit tertawa, ini berkat dua karakter Jin yang ditugaskan untuk membunuh Al-Kassim, walaupun memang terlihat dengan jelas dua karakter ini benar-benar ter-influensi oleh animasi barat.




Selain judulnya yang kurang tepat sasaran—Saya akan lebih setuju bila judulnya diganti menjadi "The Adventures of the Knight" atau "The Life of Mohammed Al-Kassim—film ini juga nampaknya tak memiliki sasaran pasar yang pas, petualangan sejarah tentang peperangan dengan balutan romansa yang ternyata tidak terlalu difokuskan dan diselingi beberapa momen komedi dan musikal membuat filmnya terlihat tersesat dan kehilangan arah.

Menjenuhkan adalah kata yang tepat untuk menyimpulkan "The Knight and the Princess", melihat Bashir mempresentasikan film animasinya yang berdurasi 95 menit ini malah terasa seperti perjalanan panjang yang tak ada ujungnya, berharap credit tittle segera datang menggulung layar, dan ketika akhir filmya tiba, Saya mengucapkan Alhamdulillah. Namun segabai salah satu cetak sejarah bagi industri perfilman Mesir, "The Knight and the Princess" patut mendapat tepuk tangan.



Rate : 2/5

Comments

Popular posts from this blog

Review The Tag-Along : Devil Fish (Hong Yi Xiao Nu Hai Wai Zhuan : Ren Mian Yu) (2018) : Legenda Ikan Iblis Di Taiwan

Review The Grudge (2020) : Kutukan Dendam Membara Yang Seharusnya Berakhir

7 Film Horror Indonesia Terburuk Tahun 2018

Review Eden Lake (2008)

Review Arwah Tumbal Nyai "Part Arwah" (2018) : Raffi Ahmad dan Rumah Produksinya, Generasi Baru KK Dheeraj