Review A Classic Horror Story (2021)

Sutradara : Roberto De Feo, Paolo Strippoli


Penulis Skenario : Roberto De Feo, Paolo Strippoli, Lucio Besana, David Bellini, Milo Tessoneo


Pemain : Matilda Lutz, Francisco Russo, Peppino Mazzotta, Will Merrick, Yullia Sobol


Genre : Horror


Negara : Italia






Sinema horror Italia memiliki masa kejayaan dimana film-film horror buatan Mereka menjadi kiblat bagi pembuat film mancanegara, bahkan hingga melahirkan genre tersendiri yang disebut sebagai "Giallo", sebuah gaya yang nantinya menginspirasi sub-genre slasher (contoh filmnya adalah "Halloween", "Scream", "Fear Street") yang hingga kini eksistensinya masih terus bertahan. Kejayaan yang dimulai pada awal tahun 60-an itu mengalami puncaknya pada tahun 80-an, dan entah kenapa kekuatannya memudar pada awal tahun 90-an. Meski maestro horror Italia seperti Dario Argento masih aktif membuat film seram hingga sekarang, dan diakhir hayatnya Lucio Fulci tetap konsisten dengan genre yang dicintainya, sinema horror Italia seakan sudah selesai. Kini eksistensinya tidak sekuat dulu, tidak hingga remake film "Suspira" muncul dan kembali menggebrak dunia. Dan dengan rilisnya "A Classic Horror Story" (Una classica storia dell'orrore) di platform hits Netflix, apakah horror Italia akan kembali menemukan tempatnya?



Jangan terburu-buru menganggap ini akan menjadi film bagus atau setidaknya film yang bakal Kalian suka. Seperti judulnya, film garapan duo Roberto De Feo dan Paolo Strippoli ini akan menyajikan sebuah "kisah horror klasik". Jadi apa yang masih Kalian harapkan? Sebuah konten original? Filmnya akan bercerita tentang sekelompok orang yang akan pergi ke Italia bagian selatan ; Riccardo (Peppino Mazzotta) seorang dokter, dua sejoli Sofia (Yullia Sobol) dan Mark (Will Merrick), Elisa (Matilda Lutz) dan supir Mereka Fabrizio (Francisco Russo), seorang penyuka film yang mendokumentasikan perjalanan Mereka untuk kebutukan konten sosial media. Perjalanan Mereka akhirnya harus terhenti ketika mobil yang mereka tumpangi menabrak pohon, dan ketika Mereka sadar, Mereka tahu bahwa Mereka berada di dunia lain yang membahayakan.



"A Classic Horror Story" memang bertujuan untuk memberi penghormatan pada film-film horror lainnya, konsep yang diambil merupakan citraan dari film "The Texas Chain Saw Massacre", serupa secara plot dan gayanya, bahkan karakter Fabrizio dibuat menyerupai karakter Franklin dalam film tersebut. Selanjutnya bagi penikmat film horror, "A Classic Horror Story" nantinya akan menyerempet dan memberi tribute pada film horror lain. Sebuah fan-service yang menyenangkan hati penikmatnya.

Paruh pertama "A Classic Horror Story" tergarap dengan begitu matang, meski tipikal, apa yang disajikan kedua sutradara mampu memberi ketegangan yang maksimal, tentu selain karena hal teknis seperti sinematografi, color grading, serta musik garapan Massimiliano Mechelli yang begitu menendang, apa yang membuat film ini begitu menarik ialah karakter yang meski tidak terlalu punya latar belakang untuk diserap, Mereka mampu menarik simpati penonton ke dalam situasi yang Mereka rasakan.



Masalah muncul memasuki babak kedua, ketika film ini membuka jadi diri yang sebenarnya. Saya pribadi tak punya masalah untuk tetap menikmati apa yang kedua sutradara ini sajikan, hanya saja jika menilik bagian pertama yang ketegangannya sudah terasa maksimal, twist yang "A Classic Horror Story" miliki sejujurnya merusak suasana. Mood yang terasa jauh berbeda ini juga bisa dirasakan oleh pudarnya atmosfer dan misteri di dalamnya. Sebelum babak kedua muncul, "dunia lain" ini terasa sangat mencekam dan menakutkan. Namun alih-alih protes dengan ending yang menimbulkan kontra, Saya menganggap langkah Roberto dan Paolo cukup cerdas, karena sesuai judulnya yang memberi penghormatan pada film horror agung seperti "The Evil Dead" dan "Midsommar", pesan yang Mereka berdua sampaikan juga sudah cukup menampar sinema horror Italia yang sekarang eksistensinya sudah hilang entah kemana.



Comments

Popular posts from this blog

Review The Tag-Along : Devil Fish (Hong Yi Xiao Nu Hai Wai Zhuan : Ren Mian Yu) (2018) : Legenda Ikan Iblis Di Taiwan

Review The Grudge (2020) : Kutukan Dendam Membara Yang Seharusnya Berakhir

7 Film Horror Indonesia Terburuk Tahun 2018

Review Eden Lake (2008)

Review Arwah Tumbal Nyai "Part Arwah" (2018) : Raffi Ahmad dan Rumah Produksinya, Generasi Baru KK Dheeraj